Meggy,
Mengapa tidak banyak buku berbahasa Indonesia yang kalimatnya sedikit, untuk anak batita, dsb... Sebagai mantan orang penerbitan saya coba jawab ya... karena biaya produksinya cukup tinggi (biasanya boardbook), lalu bilingual penjualannya lebih bagus daripada hanya bahasa Indonesia saja (walaupun saya pribadi tidak terlalu suka bilingual), dan beda harga dengan buku impor sangat tipis, sehingga jarang penerbitan mau ambil risiko.
Salah satu yang dulu pernah saya garap ya Emilie itu, tapi ya hanya stop sampai lima judul, karena tidak terserap oleh pasar, ini juga melibatkan banyak sekali faktor.
Untuk toko buku luar kota biasanya memang jarang buku berbahasa Inggris, lebih banyak buku2 berbahasa Indonesia, sementara ada batasan harga minimal untuk yang di Jakarta, sehingga buku2 yang terlalu sederhana tidak masuk ke situ.
"Some things you can give and give and not lose any. Things like happiness or love or my colours."
–Elmer and the Rainbow