The Urban Mama Forum

Tadi kayaknya temen update deh pas di Rs manaa gitu,dia bilang vaksin cacar pas ada dan ga antri.

Duh sayang lupa nanya dimana :(

Dear Mamas..
Untuk yang nyari vaksin varicella (cacar), coba telp bagian farmasi RS langganan.
Tgl 4 Juni kmrn anak saya mau imunisasi DPT, HIB sama polio untuk 18 bulan di RS Premier Bintaro, trus sama dokter ditanya sudah vaksin Varicella belum. Saya jawab belum, karena vaksinnya belum dapet dan udah ngantri di RS itu dari anak umur 6 bln. Dokter bilang vaksinnya lagi ada dan jumlahnya terbatas, kadang yang sudah ngantri juga ga dikasih tau. Akhirnya anak saya imunisasi Varicella dulu, 3 minggu lagi baru Pediacel

Hermina bekasi belum ready ni..rv juga masih ngantri untuk varicella

hei mamah mamah
minggu lalu keenan habis vaksin varicella di klinik in harmony percetakan negara
jumlahnya kayaknya cukup lumayan, bisa telfon dulu aja
sekalian vaksin pediacel, jadi dobel kombo, alhamdulillah bocahnya ga demam

dijadwalin bulan depan untuk MMR, ini juga vaksin somsek ye, rada susah di dapet. Udah WL di in harmony clinic juga. Kemaren kehabisan karena barengan sama yang pada mau kuliah ke luar negeri yang negara tujuannya mewajibkan sudah vaksin MMR.

Duh, ini vaksin kok jadi pada limited ya. Pediacel aja rada jarang, yang infanrix udah bhay untuk DPT+HIB+polio, kalo yang pentabio sih banyak cuma bukan imunisasi dingin.

Oh iya, dapat info juga dari dokternya kalau untuk vaksin MMR dan varicella, sebaiknya dilakukan bersamaan, atau kalo pas salah satu lagi ga ada, sebaiknya diberi jarak minimal sebulan. Alasannya karena kedua vaksin tersebut sama-sama vaksin sel hidup (cmiiw) yang kalo ga bersamaan dan dijarakin kurang dari 1 bulan, akan kurang maksimal dalam pembuatan antibodinya.
sekian sekilas info hehe

Mom ada yg dari bandar lampung kah? Anak kedua ku d jadwalkan imunisasi DPT+Polio+Rotavirus+Pcv 28 june and 10 July tapi pd tgl tsb aku sudah mudik ke Bandar Lampung dan blum dapat info tempat imunisasi yg menyediakan vaksin tambahan spt Rotavirus dan Pcv. Mohon infonya klo ada mom yg berdomisili di BDL. Many Thanks kectup jg dri baby Li (4mo)

Ada info tempat vaksinasi yg bisa home visit, lokasi Depok

Namanya Simple Vaccination
Cek aja Facebook pagenya. No kontak ada di FB

Di FBnya dia info sih, sedia vax Varicella merk Varilix

HTH ya Mamas :)

waah thanks infonya mbak winda

Halo Moms,
Saya baru pertama kali ini posting di urbanmama, jadi semoga saya nggak salah forum ya..Jika saya salah forum atau sudah ada forum pembahasan mengenai ini mohon saya dikoreksi..
Forum ini selama ini sangat membantu saya dengan info-info yang up to date dan problem solving menggunakan teori2 yang berdasar.
Saya ibu dari 1 orang anak, bekerja sebagai dokter umum yang berdomisili di Jogja.
Saya mau menanyakan pendapat moms tentang berita yg saya baca kemarin di halaman depan Kompas, yakni tentang vaksin palsu.
Pagi ini saya juga melihat ulasannya di metroTV dan ternyata vaksin palsu ini sudah beroperasi sejak tahun 2003 (13 tahun)
Sebagai Ibu, saya yakin berita ini sangat membuat kita kaget dan miris.
Vaksin yang seharusnya memacu kekebalan justru diisi dengan cairan infus dan antibiotik. Vaksin yang dipalsukan bervariasi dari vaksin wajib, pabrik dalam negeri, dan vaksin impor.
Menurut saya, ini bukan kejahatan biasa, tetapi mungkin bisa dikatakan seperti kejahatan kemanusiaan melihat potensi banyaknya jumlah korban dan potensi munculnya lost generation karena tidak terproteksi dari penyakit yang seharusnya tereradikasi. Ini tidak bisa disikapi seperti pemalsuan makanan/barang.
Sepertinya pelaku harus dimintai keterangan mengenai klinik/fasilitas kesehatan (faskes) mana saja yang menggunakan vaksin tersebut sehingga sekiranya orangtua yang membawa bayi/anaknya vaksin di klinik/fasilitas kesehatan mendapatkan penjelasan lebih lanjut..
(Intinya kasus ini sangat blowing mind buat saya,hehe)
Saya ingin menanyakan pendapat moms tentang kasus ini dan bagaimana kira2 moms supaya kasus ini bisa mendapatkan perhatian khusus supaya tidak begitu saja "hilang" seiring waktu?
Terimakasih moms..

Di RV sudah tersedia vaksin Varicella dengan merk Varivax, kemarin saya diinfo dari RV Grogol

zakia,
NAH! iya sama banget concernya zakia... aku juga serem banget dengan beredarnya vaksin palsu. ya Allah... mengerikan banget ya. kejahatan yang luar biasa jahatnya.

bagaimana pendapat mama yang lain?

yang jelas harus hati-hati kalau ada yang menawarkan vaksin murah. untuk membedakan vaksin asli dengan yang palsu memang harus di uji laboratorium... tapi bisa dilihat dari nomor batch yang kurang jelas dan kemasan kasar, bisa jadi indikator kalau itu vaksin palsu.

duhhh tega banget ya yang bikin vaksin palsu. :(

mom choco, rv cabang bekasi belum :(
iya ni koq tega benar para oknum2 itu buat vaksin palsu, dan yang di palsukan malah vaksin bersubsidi...saran kalo mau vaksin mending ke puskesmas aja..kalo ke rs swasta minta label vaksin di tempel di buku anak (tapi ada beberapa vaksin yang dipakai sharing jadi ga bisa copot label)..

ninit
gimana bedain palsu dan nggaknya? klo dari harga bisa aja yg palsu pun dijual pake harga normal..

bener2 ya, yg buat ini vaksin palsu apa ga punya anak ya??

Kalau pendapat aku terkait dengan vaksin palsu ini, instansi layanan kesehatan yang harus lebih pro aktif mencari tahu. Karena mereka yang beli dari distributor, instansi layanan kesehatan jangan berorientasi pada keuntungan dengan adanya distributor yang menjual vaksin yang lebih murah, tetapi harus dari distributor resmi yang kredibel.

iya nih mom, sedih banget denger beritanya. Jahat sekali ya orang kok sampe malsuin vaksin :( apalagi ternyata praktiknya sudah lama. Ya Allah...apa yang berbuat tuh gak mikir at least ngebayangin anak cucu nya kalau sampai kena vaksin palsu gimana. semoga anak2 kita selalu dilindungi ya moms...Aamiin..

Dear all,
Awalnya saya adem ayem karena merasa kalau vaksin di puskesmas dan RS tentunya tdk akan kena vaksin palsu ini,apalagi kalau puskesmas ambil obat kan dari gudang farmasi dinas. Tapi tadi pagi saya dengar di penjelasan metroTV oknum ini masuk juga ke puskesmas dan rumah sakit kecil. Benar mom @ninit bisa dilihat dari nomor batch dan kemasan kasar seperti yg dijelaskan td pagi di metroTV, tetapi ternyata seperti kata mom @chocolopherz Untuk membedakan asli dan palsu juga cenderung fasilitas kesehatannya yg tahu pasti. Karena kita selaku konsumen saat datang mau vaksin biasanya kan vaksin sudah siap suntik. Jika saat itupun kita melihat vial vaksinnya,sebagai orang awam akan sulit membedakan.. :(

haduuuuh :(
jadi gimana ya cara tau vaksinnya asli atau palsu?

mama-mama kalo udah ada kabar, tolong update di sini yaaa informasinya. penitng nih buat kita-kita.

Sedih banget waktu baca berita ini kemarin. Saya dokter yang waktu di puskesmas pun seminggu sekali nyuntikin banyak balita. Tapi begitu lihat vaksin palsu pun sulit membedakan kalau tidak benar2 diperhatikan. Semoga hal ini tidak terulang lagi. Dan semoga seluruh orang yang tinggal di Indonesia sadar akan pentingnya kesehatan anak-anak kita sebagai penerus bangsa.

It takes a whole village to raise a child -anonim-

but imho it takes a whole country to raise child :)

para mama, benar2 galau berat akhir nya aku baper :(

ternyata yang memalsukan itu mantan perawat rs hermina bekasi
ini nemu di grup gesamun..


langsung ku wa juga dr.erwin lukas


asli ni sekarang kepikiran terus, masih belum tenang, rencana nya besok mau ke hermina bekasi ni...

Masih menyimak ttg vaksin palsu. Jadi deg deg an jg nih klo mo vaksinasi. Semoga RV aman ga kena dampaknya.

Halo Mamas, berita vaksin palsu ini emang meresahkan yaaa. Awalnya aku juga super parno n mikir macem2 sampe baca beberapa artikel yang menenangkan. Salah satunya, tulisan dokter Dirga Rambe (vaksinolog Indonesia) ini :

-dikutip dari FB beliau-

Vaksin Palsu dan Kekhawatiran Kita

Berita tentang terbongkarnya produksi vaksin palsu di Tangerang Selatan sangat mengejutkan kita. Kasus ini sedang ditangani Bareskrim Polri dan beberapa tersangka telah ditangkap. Mengutip pemberitaan pelbagai media, vaksin palsu yang ditemukan di TKP adalah vaksin BCG untuk mencegah Tuberkulosis, vaksin Campak, vaksin Hepatitis B, vaksin Polio, dan vaksin Tetanus. Vaksin-vaksin ini merupakan jenis vaksin yang secara rutin diberikan kepada anak-anak. Para tersangka dijerat dengan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana 15 tahun.

Kita semakin terkejut saat mengetahui ternyata vaksin palsu telah diproduksi sejak tahun 2003 dan setidaknya telah diedarkan ke 3 provinsi. Salah satu tersangka bahkan merupakan oknum tenaga kesehatan dan tersangka yang lain merupakan residivis dalam kasus yang sama pada tahun 2013. Kasus vaksin palsu ini memang bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Syukurlah, kali ini Polri dan berbagai pihak terlihat mengusutnya dengan lebih serius. Semoga para tersangka mendapat hukuman yang berat di pengadilan nanti.

Praktik pembuatan vaksin (dan obat) palsu sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal ini juga terjadi di Eropa, Amerika, Afrika, dan negara-negara Asia lainnya, seperti Cina. Dampak kesehatan dan dan dampak ekonomi secara global cukup dahsyat. Untuk menguraikan mengapa sampai terjadi produksi vaksin palsu cukup kompleks. Namun salah satu motifnya adalah karena harga vaksin asli yang relatif mahal sehingga ada yang tergoda untuk membuatnya, kemudian dijual dengan harga miring.

Sebagai dokter sekaligus vaksinolog, saya sangat memahami kegelisahan masyarakat. Saya dapat merasakan kekhawatiran para orangtua terhadap kondisi anaknya. Ini semua sangat wajar. Saya mengutuk para tersangka atas perbuatan mereka yang keji, membahayakan nyawa manusia, demi keuntungan pribadi.

Apa dampak vaksin palsu bagi kesehatan? Setidaknya ada 2: dampak keamanan dan dampak proteksi. Dampak keamanan, bergantung dari larutan yang dicampurkan oleh pembuat vaksin palsu. Saat ini, analisisnya masih dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik Polri dan Badan POM. Yang jelas, pencampuran larutan vaksin palsu dilakukan dengan cara tidak steril. Risiko tercemar bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya tinggi. Dengan demikian, dampak keamanan yang mungkin terjadi adalah timbulnya infeksi. Infeksi dapat bersifat ringan, dapat pula berat (sistemik). Infeksi berat ditandai dengan demam tinggi, laju nadi meningkat, laju pernapasan meningkat, leukosit meningkat, anak tak mau makan/minum, sampai terjadi penurunan kesadaran. Bila benar terjadi, dampak ini terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama pascavaksinasi. Dalam 2 minggu pertama. Segera ke dokter bila gejala ini timbul. Dampak keamanan dalam jangka panjang belum diketahui, tergantung dari hasil analisis yang belum selesai.

Dampak kedua adalah dampak proteksi. Vaksinasi bertujuan untuk mencetuskan kekebalan pada seseorang sebelum ia sakit. Misalnya, seorang anak mendapat vaksinasi Hepatitis B sebanyak 3 kali. Setelah terpenuhi, anak ini kebal bila kelak terpapar oleh virus Hepatitis B. Ia sudah kebal tanpa harus jatuh sakit. Sementara anak yang tidak divaksinasi, harus sakit dulu baru dapat memiliki kekebalan. Bila ternyata anak ini mendapatkan vaksin yang palsu, tentu kekebalan tadi tidak pernah ada. Tujuan vaksinasi tidak tercapai. Kalau ini terbukti, anak harus direvaksinasi.

Saya mengakui, memang tidak mudah untuk memastikan apakah seseorang telah mendapatkan vaksinasi palsu. Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, agar semua Puskesmas/RS/klinik mengevaluasi kembali bagaimana proses pengadaan vaksin selama ini. Regulasi yang mengatur rantai distribusi vaksin, khususnya untuk RS pemerintah/Puskesmas, sudah jelas. Evaluasi apakah ada SOP yang dilanggar. Kedua, cek kembali stok vaksin yang dimiliki saat ini. Bagaimanapun, terdapat perbedaan tampilan fisik antara vaksin asli dan vaksin palsu. Lihat kualitas cetakan kemasannya. Amati labelnya. Perhatikan LOT numbernya. Cermati kondisi cairan vaksinnya. Bila ragu, tanyakan kepada yang lebih ahli. Kejadian ini merupakan momentum bagi semua tenaga kesehatan untuk lebih teliti dalam menyiapkan vaksin sebelum diberikan kepada pasien. Mari selalu menaati standar yang telah ditetapkan. Jangan pernah ada kompromi soal kualitas vaksin.

Pada akhirnya, saya mengimbau agar masyarakat/orangtua tidak panik. Lakukan vaksinasi di tempat-tempat terpercaya. Bila ada keraguan, tak perlu sungkan untuk mengomunikasikannya dengan dokter. Anda bahkan boleh melihat kemasan vaksin sebelum diberikan. Jangan sampai timbul pemikiran untuk sengaja tidak memvaksinasi anak kita karena kekhawatiran yang berlebih. Percayalah, hal itu justru sangat merugikan anak-anak kita. Dengan tidak memberikan vaksinasi yang menjadi haknya, mereka sangat rentan untuk mengalami berbagai penyakit infeksi yang dapat bersifat fatal, yang sesungguhnya dapat dicegah. Apakah vaksinasi untuk anak anda sudah lengkap?

Don’t worry, get vaccinated!

-------

Dari artikel itu, semoga keyakinan kita untuk terus memvaksinasi anak nggak goyah ya. Sebaiknya memang pilih tempat yg terpercaya. Rumah Vaksinasi dan layanan vaxi termasuk penyedia vaksin dengan sumber yang IMO meyakinkan.

Kalopun kemampuan kita mengarah kepada puskesmas atau faskes lain, berdoa aja dan tetep pantau kondisi anak pasca vaksin.

Pemberitaan media IMHO kadang bisa melebih-lebihkan lho. Kitalah yang harus smart memfilter informasi dan mengambil hikmah tanpa ketakutan berlebihan :)

Dear Moms,
Saya pagi ini merasa agak sedikit lega setelah melihat banyaknya berita/headlines mengenai vaksin palsu ini. Mulai dari ketua DPR komisi IX, Menkes, Kapolri, BPOM semua serius membahas vaksin palsu ini. Semoga ini menandakan kasus ini tdk akan tenggelam begitu saja dan pelaku dapat diberikan punishment berat. Saya setuju dengan mom *winda.reds* bahwa apapun yg terjadi, vaccine is a must.
Pagi ini di berita bedah editorial media indonesia MetroTV disimpulkan bahwa vaksin palsu ini dimasukkan oleh oknum, jadi bukan suatu ketidaksengajaan tetapi oknum tahu bahwa ini palsu dan tetap menjual.
Untuk di puskesmas, vaksin pasti masuk dari gudang farmasi dinas.
Untuk di RS swasta, pembelian vaksin biasanya langsung dari distributor utama dengan faktur yang lengkap (menurut bedah editorial td pagi, faktur yg lengkap ini berbeda dengan faktur putih yg notabene kurang detail, kadang cm ada tulisan nama obat saja tanpa keterangan nomor batch)
Jadi benar kata mom *winda.reds* kita sebagai konsumen yang harus memilih tempat terpercaya.
Jangan dulu vaksin di tempat yg rantai perputarannya lambat, dilakukan perorangan, dengan mengambil vaksin dari medrep (medical representative)abal2 dengan harga miring.
Buat *m@m@n@th@n* sepertinya di Hermina pasti asli ya mom, mengingat itu RS yang besar dan terpercaya.
Saya pribadi (setelah membaca koran di Jogja pagi ini yg bilang bahwa vaksin palsu diindikasi masuk ke Jogja) langsung menelfon Fasilitas Kesehatan tempat saya mem-vaksin kan anak saya, alhamdulillah mereka terbuka dan supportive menjelaskan bahwa mereka mengambil vaksin lgsg dari distributor utama (PT Biofarma), bukan dari "sales2an" dan mereka selalu ada pertemuan dengan distributor utama setiap 2 bln sekali. Setelah itu saya jadi lega.
So Mom semisal khawatir, coba telfon/kontak tempat kita vaksinkan anak kita dan minta penjelasan mengenai pembelian vaksin mereka dan vaksinlah di tempat yang terpercaya.