dhy_april
Iya, imunisasi IPD ini memang belum lama digalakkan di TV dan media cetak. Ada juga dokter yang bilang perlu banget ada juga yang bilang hanya optional ( alasannya karena serotype dalam vaksin tsb tidak
semuanya mencakup jenis serotype yg ada di Indonesia dan mungkin juga karena harganya yang masih tergolong mahaaal). Jadi inget pengalaman waktu anakku masih umur 7 bulan, kita ke RS Fatmawati di Jaksel untuk imunisasi IPD I-nya Ilyasa. Kebetulan disana antreannya banyak banget, maklum RS pemerintah. Setelah menunggu lama, akhirnya masuklah kita ke ruang dokter. Di dalam kaget pas dikasih tahu kalo harganya 800 rb, karena uang cash yg kita bawa ga nyampe segitu dan untuk bayar gesek mesinnya lagi rusak. Akhirnya dokternya menawarkan imunisasi Hep B3 (Hepatitis B) dimajukan, jd akhirnya Ilyasa dapatnya malah imunisasi Hep B3. Akhirnya malah sd umur 1,5 tahun Ilyasa ga pernah kami antar lagi untuk imunisasi IPD, hingga akhirnya kami pindah ke Balikpapan mengikuti suami yang pindah company. Ternyata di company tempat suami bekerja punya klinik dan disana semua imunisasi gratis, termasuk IPD, senangnya :)
Akhirnya Ilyasa dapat juga imunisasi IPD, 2x sebelum dia umur 2 tahun, dan 1x sesudah umur 2 tahun.
Mocit & Indrilicious
Wah, kalau untuk imunisasi aku juga termasuk yang suka pindah-pindah. Dan so far sih ga pernah ada masalah. Maksudku imunisasinya sejauh ini alhamdulillah kerjanya bagus. Salah satu alasannya karena kita memang sering pindah tempat tinggal. Ilyasa dapat imunisasi awal (Hep 1, polio 1), di tempat aku melahirkan di purworejo jateng. Kemudian kita balik lagi ke Jakarta, jd imunisasi di lanjutkan di Jakarta. Di Jakartapun imunisasinya ga hanya di satu tempat, kadang di RS pemerintah, kadang di RS swasta, kadang di dsa langganan. Dsa-pun kita ga cuma satu orang, karena aku termasuk orang yang suka cari second opinion, ga tergantung kesatu orang dokter saja. Dan selama sd anakku 2 tahun, dokter2 ga pernah tuh nyebutin merk, paling nanya mau yang DPT sama Hibnya combo atau pisah, mau yang bikin efek demam ke anak, atau ga berefek bikin demam (just in case DPT). Aku juga pernah nyoba DPT yang bikin panas (DPT I), tapi ga tahan sama rewelnya anakku, maka habis itu kalau DPT aku milih yg ga bikin demam. Temen kantorku malah lebih suka imunisasi anaknya ke posyandu karena gratis atau ke puskesmas di daerah Cilandak Jaksel, dg alasan lebih murah, dan imunisasinya bagus2 aja tuh, anaknya sehat2 saja sih. Kayaknya mahal dan murah imunisasi ga ngefek ya, (maksudku selama lingkungan anak dan gizinya bagus insyaAllah dg imunisasinya anak makin tambah sehat). Yang bikin mahal dan murah itu kan dapat subsidi dari pemerintah/tidak dapat subsidi dari pemerintah, juga tarif dokternya. Kalau imunisasi di posyandu malah seringnya gratis, tarif dokter di RS umum juga lebih murah dibanding dengan dokter di RS swasta. Kalo ke dsa yang praktek di rumah pasti lebih mahal lagi.
indrilicious, Hib memang termasuk imunisasi yg dianjurkan saja ya, tapi sayang juga kalau nggak diterusin. Gimana kalau imunisasinya di puskesmas (siapa tahu ada)/bidan/RS Pemerintah biaya dokternya ga terlalu mahal (kaya di RS Fatmawati biaya dokter setahun lalu 60 rb) jd bisa mengurangi biaya.